MAROS.WARTASULSEL.ID-Tanpa guru, kita bukan apa-apa dan itulah refleksi peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 25 November 2021
Tepat Kamis 25 November 2021 suasana di Butta Salewangan Maros tidak seperti.biasanya. Saat upacara peringatan HGN akan, mendung kelam di cakrawala membayangi bumi Maros, akibatnya aktifitas terhenti sejenak termasuk kesibukan para civitas akademika SMA Negeri 3 Maros dalam mempersiapkan hajatan tahunan, upacara peringatan Hari Guru Nasional 2021.
Upacara HGN yang sedianya dihelat pukul 7.30 Wita, akhirnya molor hingga 90 menit saat hujan mulai reda sekelompok siswa mulai berjibaku, membersihkan permukaan lapangan dari genangan air. Seolah mereka tak mampu menahan sabar, ingin upacara segera dimulai karena rasa penasaran untuk menyaksikan kepiawaian guru-guru mereka yang bertindak sebagai pelaksana upacara.
Tepat pukul 9.00 Wita, upacara digelar ketika Drs. H. Zulkifli K., M.AP. sebagai Pemimpin Upacara memasuki lapangan, disusul Drs. Kencang, M.Si (Kepala UPT SMA Negeri 3 Maros) sebagai Pembina Upacara. Suasana mulai hening manakala tiga orang penggerek bendera ; Didik Muhyari, S.Pd., Masni, S.Ag., M.Si., dan Drs. H. Curaman, M.Si. bersiap dan mulai bergerak menuju tiang bendera.
Ketiganya akhirnya melaksanakan tugas dengan sempurna dengan iringan Lagu Indonesia Raya dari Kelompok Paduan Suara para Pendidik Smaga Maros.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan UUD 45 oleh Darwis, S.Pd., lalu dilanjutkan dengan pembacaan Ikrar Guru Indonesia oleh Hj. Nurjannah, S.Pd.,M.Pd.
Drs. Kencang, M.Si., setelah membacakan pidato seragam Kemendikbud Ristek RI. lalu melanjutkan amanah dan pesan-pesan dengan suara bergetar. "Hari ini, saya secara pribadi menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada para guru. Tanpa guru, kita bukan apa-apa hari ini, ujar Kencang.
Olehnya itu melalui momentum hari guru ini, sudah sepantasnya kita memberi apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para guru" demikian pesan-Kencang dengan suara terisak menahan haru.
Acara dilanjutkan dengan penyerahan cendramata kepada Drs. A. Rifai M.Ak. guru SMA Negeri 3 Maros yang memasuki masa pensiun. Kemudian Pembacaan doa oleh Hasri Hasan, S.Ag.,M.Ag.
Para siswa usai mempersembahkan Lagu Hymne Guru, suasana berubah menjadi gaduh. Beberapa siswa berteriak histeris seolah kesurupan secara massal. Sontak para siswa di sekitarnya diliputi perasaan was-was dan bahkan ada yang sudah berlari ketakutan. Setelah para guru menenangkan situasi, justru mereka terbahak dan bertepuk riuh.
Ternyata para siswa yang diprakarsai oleh OSIS SMA Negeri 3 Maros telah merancang skenario sebagai 'Kejutan Spesial' di Peringatan Hari Guru. Sesaat kemudian terdengar tabuhan Tunrung Pakanjara' (Musik Tradisional Ganrang Bulo) mengiringi ritual Anggngaru.
Seorang pemuda berpakaian adat dengan posisi membungkuk sembari membaca ikrar dalam dialeg Makassar lalu kemudian mencabut sebilah badik dari banoang (sarung badik) dan menusukkan ke bagian tubuhnya.
Tradisi ini sebagai gambaran sumpah setia seorang prajurit kepada sang raja. Selanjutnya lima dara cantik tampil menari dengan lincah mempersembahkan Tari Padduppa. Puncak kejutan dengan bergemuruhnya suara petasan mengiringi aksi sekelompok siswa menggelar spanduk raksasa bertuliskan 'Selamat Hari Guru Nasional' di atas atap kelas.
Acara Peringatan Hari Guru Nasional diakhiri dengan Pemotongan Nasi Tumpeng oleh Kepala UPT SMA Negeri 3 Maros.
*QMH.Dalman*