Pemkab Bone bersama ICRAF dan YLPMI Gelar Workshop, Wabup Andi. Akmal: Akan kulaporkan Tambang Ilegal ke Mabes Polri
simak'
simak'
simak'
bone'
hariguru'
bupati
bupati bone
masmindo

Pemkab Bone bersama ICRAF dan YLPMI Gelar Workshop, Wabup Andi. Akmal: Akan kulaporkan Tambang Ilegal ke Mabes Polri

Rabu, 17 Desember 2025,

BONE-WARTASULSEL.Id. Adanya perubahan iklim dimasa kini yang berdampak nyata di masyarakat, lingkungan dan peradaban, salah satu upaya untuk memperkuat ketahanan pangan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone bersama ICRAF World Agroforestry dan Yayasan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (YLPMI) memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mendorong penerapan pertanian cerdas iklim yang responsif gender. Upaya tersebut diwujudkan melalui workshop bertajuk Panen Pengetahuan dan Belajar Bersama Pengelolaan Bentang Lahan dalam Adaptasi Pertanian Cerdas Iklim yang Responsif Gender, di Hotel Novena, Selasa 16 Desember 2025.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program besar Climate-Based Livelihood Enhancement and Food Security for Marginalized Communities and Women’s Groups in Bone District. Program ini didukung oleh ICRAF–World Agroforestry dan Pemerintah Kabupaten Bone, dengan pendanaan dari Global Affairs Canada (GAC) melalui skema Sustainable Landscape Livelihood in Indonesia (Land4Lives).

Wakil Bupati Bone, Dr. H. Andi Akmal Pasluddin, MM, yang membuka secara resmi kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya workshop ini. Menurutnya, pengelolaan bentang lahan dan pertanian cerdas iklim harus dimaknai sebagai upaya bersama yang melibatkan seluruh potensi daerah.

Wabup menekankan pentingnya memaksimalkan pertemuan semacam ini agar mampu mendorong peningkatan produksi pertanian secara berkelanjutan, dengan melibatkan semua pihak, baik perempuan maupun laki-laki. “Kita ingin peserta mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana menyeimbangkan kepentingan pembukaan lahan dengan kewajiban menjaga keberlanjutan lingkungan. Harapannya, ke depan Bone menjadi lebih baik,” ucapnya.

Lebih jauh, Andi Akmal berharap para peserta workshop dapat menjadi inovator di wilayahnya masing-masing. Inovator yang tidak hanya mampu memelihara lahan, tetapi juga memaksimalkan potensi dan kearifan lokal yang ada, demi ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.

Namun, di tengah semangat pembangunan berkelanjutan tersebut, Wakil Bupati Bone juga menyampaikan penegasan keras terkait maraknya aktivitas pertambangan ilegal. Ia menilai praktik penambangan tanpa izin menjadi ancaman serius bagi lingkungan dan masa depan daerah.

“Penambang liar seperti ini harus dihentikan. Ada atensi khusus terhadap tambang ilegal, akan saya sampaikan  ke Mabes Polri. Tambang ilegal tidak memberikan kontribusi ke daerah. Kita ingin tambang yang menjaga lingkungan,” tegasnya.

Workshop ini diharapkan menjadi titik temu antara pengetahuan, kebijakan, dan praktik lapangan. Sebuah “panen pengetahuan” yang kelak berbuah pada bentang lahan yang lestari, pertanian yang adaptif terhadap iklim, serta masyarakat Bone yang lebih tangguh menghadapi tantangan masa depan.

Ditempat  yang sama. Koordinator YLPMI, Ir. Andi Mabbiritta, didampingi Mulyadi Makmur dari SCF, menegaskan bahwa workshop ini bukan sekadar ruang diskusi, tetapi wadah berbagi praktik-praktik baik yang telah tumbuh dan berkembang di desa-desa dampingan.

“Dalam pengelolaan suplai dan praktik sehari-hari, sebenarnya sudah banyak hal baik yang dilakukan masyarakat desa. Harapannya, ini menjadi motivasi dan inspirasi bagi desa-desa lain untuk mengembangkan pertanian cerdas iklim dan ketahanan pangan berbasis gender,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa pendekatan berbasis gender menjadi kunci penting. Tanggung jawab pengelolaan lahan tidak hanya dibebankan pada kaum laki-laki, tetapi menjadi tanggung jawab bersama antara bapak-bapak dan ibu-ibu demi keberlanjutan kehidupan keluarga dan desa.

“Kami senantiasa berkolaborasi dengan ICRAF dan Pemerintah Daerah, serta berbagai pihak di Kabupaten Bone, untuk mewujudkan pertanian cerdas iklim dan ketahanan pangan yang inklusif,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut ditegaskan pula bahwa perubahan iklim telah menjadi tantangan serius bagi sektor pertanian di Bone. Musim tanam yang semakin sulit diprediksi, suhu ekstrem, serta meningkatnya serangan hama dan penyakit tanaman membuat petani kecil terutama perempuan dan kelompok minoritas menjadi pihak paling rentan.

Pendekatan Climate Smart Agriculture (CSA) atau pertanian cerdas iklim dinilai sebagai salah satu solusi strategis. Namun, implementasi CSA tidak bisa berjalan sendiri tanpa keterlibatan lintas sektor dan pemangku kepentingan.

“Di sinilah konsorsium SCF–YLPMI mengambil peran penting sebagai jembatan antara ilmu pengetahuan, kebijakan, dan praktik lapangan,” ungkap Andi Mabbiritta.

Pemaparan capaian konsorsium menjadi salah satu momen penting. Peserta diajak melihat perkembangan program berbasis riset aksi yang telah berjalan di berbagai desa, mulai dari inovasi pertanian adaptif, penguatan kelompok perempuan, hingga pembelajaran lintas dusun dalam mengelola bentang lahan yang semakin rentan terhadap perubahan iklim.

Workshop ini diikuti oleh berbagai perangkat daerah dan kecamatan, di antaranya Bappeda Bone, Dinas TPHP, Dinas PMD, Dinas PPPA, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Peternakan, Dinas Perindustrian, Dinas Perikanan, serta perwakilan camat dari Bontocani, Kahu, Patimpeng, dan Bengo.*QMH*AHAS*
1'
2'
3'

RINGKASAN AKUN PEMERINTAH KAB. BONE T.A. 2025

TerPopuler