LUWU TIMUR.WARTASULSEL.ID-Sebanyak 20 petugas pemadam kebakaran (Damkar) Kabupaten Luwu Timur, Sulsel harus menelan pil pahit dan merenungi nasibnya karena kehilangan pekerjaan.
Kabar tak sedap ini tentu menambah daftar panjang bagi tenaga kontrak ataupun honorer yang sekian tahun telah bekerja namun akhirnya bernasib malang karena kehilangan pekerjaan.
Salah satu petugas Damkar Lutim FL yang dikonfirmasi media ini rabu, 29 September 2021 mengatakan dirinya dan temannya merasa korban masa depannya karena tempatnya dia bekerja hanya tinggal kenangan.
Bahkan FL secara terang-terangan menyebut jika dirinya dan temannya menjadi korban politik pada pilkada lalu karena dianggap tidak mendukung salah satu calon Bupati Lutim tertentu padahal dirinya telah mengabdi sejak 2013 dan harus berakhir 2021.
"Kami di berhentikan dari pekerjaan karena dituding tidak mendukung salah satu calon Bupati Lutim pada pilkada Desember 2020 lalu dan itu kami sangat sayangkan sebab tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari instansi berwenang yakni, Satpol PP dan Damkar soal pemutusan kontrak kerja," tegas FL
Yang lebih fatal lagi, kata FL sebab sudah ada pengganti kami masuk dua puluh satu orang,
Terpisah, rekan FL yang berinisial 'AD' juga mengatakan sebenarnya kasus kami agak mirip tenaga guru honorer di Lutim yang juga diberhentikan, penyebabnya bukan karena pekerjaan kami tidak benar atau merusak di tempat kerja tetapi kami di berhentikan karena dugaan sarat dengan politik, tidak satu pilihan dengan pimpinan terkait pilkada lalu dan terkesan tidak mengikuti arahan Koordinator Damkar Saeful untuk memilih salahsatu kandidat, tuturnya.
Sementara Koordinator Damkar Lutim Saeful yang dikonfirmasi media ini membantah tudingan soal arahan dalam kaitan politik.
"Kami tidak pernah mengarahkan, tetapi hanya menyampaikan pandangan saja kepada mereka bahwa kita sebagai aparat tentu harus loyal dalam bekerja, tuturnya meluruskan.
"Terkait soal pilihan pilkada, itu pilihan kepada saudara karena itu hak politik kepada masing-masing orang, saya kira itu saja tanggapan saya, ujar Saeful lagi.
Sementara Kasat Pol PP Lutim Indra Fauzi yang dikonfirmasi menegaskan bahwa terkait dengan keterangan sumber bahwa mereka dipecat karena tidak satu pilihan dalam Pilkada lalu, dia membantahnya.
Menurut Kasatpol Lutim bahwa, kami tidak pernah melakukan pemecatan kepada anggota Damkar karena, sebab arti pemecatan adalah mereka di berhentikan ketika dalam rangka dinas, jelasnya.
Jadi soal pemberhentian kerja, karena yang bersangkutan sudah berakhir masa kontrak kerja dengan Pemda dan kontrak kerja mereka hanya setahun, "tegas Indra.
Terkait soal Pilkada saya tidak pernah memerintahkan untuk memilih salah satu calon tertentu karena Pol PP dan Damkar harus netral sebagai institusi pemerintah, saya kira cukup tanggapan saya."pungkas Fauzi.
*QMH.WS*
