SOPPENG.WARTASULSEL.ID-Halaman kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Soppeng mendadak penuh semangat dan antusiasme selama dua hari terakhir.
Suara lantang, tawa, bahkan haru mewarnai ruangan itu, bukan dari pidato pejabat atau seminar resmi, tapi dari penampilan anak-anak sekolah dasar yang sedang bertutur kisah rakyat.
Mereka datang dari berbagai penjuru Kabupaten Soppeng, membawa cerita, keberanian, dan semangat mencintai budaya dalam Lomba Bertutur 2025.
Lomba ini merupakan bagian dari program Pengembangan Perpustakaan Daerah Tahun Anggaran 2025, sebuah inisiatif Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Soppeng untuk menanamkan minat baca serta kecintaan terhadap budaya lokal sejak dini.
“Kami ingin anak-anak punya ruang untuk berekspresi. Dengan tampil di depan umum, mereka belajar percaya diri sekaligus mencintai kekayaan budaya sendiri,” ujar Ahmad, Plt. Kepala Bidang Perpustakaan yang juga bertindak sebagai pelaksana kegiatan. Kamis (12/6/2025).
Setiap peserta membawa cerita rakyat pilihan mereka, disampaikan dengan berbagai gaya, ada yang penuh semangat, menguras emosi, hingga mengundang gelak tawa.
Tiga juri berpengalaman, yakni Megawati, S.Hum, MM, Andi Astati, S.Pd, M.Pd, dan Heriady, S.Sos, MM, menilai penampilan mereka dengan seksama.
Dari deretan penampilan yang mencuri perhatian, nama Raniah Iffah Humairah, siswi SDN 100 Dare Bunga-Bungae, Kelurahan Pajalesang, Kecamatan Lilirilau, keluar sebagai Juara 1.
Siswi SDN 100 Dare Bunga-Bungae, Raniah Iffah Humairah Sabet Juara 1 Lomba Bertutur 2025 Tingkat Kabupaten Soppeng
Dengan nilai tertinggi 2590, Raniah memukau juri dengan penjiwaan yang mendalam dan artikulasi yang jelas.
Di posisi Juara 2, diraih Nur Afiqah Azzahra dari SDN 17 Bila, Kecamatan Lalabata, dengan skor 2570, disusul Aliqah Syua dari SDN 135 Salebbo Mario, Kecamatan Marioriwawo, sebagai Juara 3 dengan nilai 2565.
Tak hanya itu, panitia juga memberikan apresiasi berupa Juara Harapan kepada tiga peserta: Aina Talita Zahra (Harapan I), Anugrah Agung Prasetya (Harapan II), dan Zhafira (Harapan III) yang juga tampil luar biasa.
“Yang terpenting bukan hanya siapa yang menang, tapi bagaimana anak-anak ini bisa berani tampil dan menghidupkan cerita yang mereka bawakan. Itu bekal penting bagi masa depan mereka,” tambah Ahmad.
Dengan selesainya lomba ini, DPK Soppeng berharap kegiatan serupa dapat terus digelar dan menjadi pemicu semangat bagi siswa-siswi lain untuk lebih mencintai budaya dan berani berekspresi.
Raniah dan para finalis lainnya kini membawa pulang lebih dari sekadar piala, mereka pulang dengan pengalaman dan pelajaran berharga yang akan membentuk karakter mereka di masa depan.