Lokakarya Isi Piringku Pangan Lokal, Wabup A. Akmal : kolaborasi Mitra CIFOR–ICRAF Berdampak Positif Bagi Masyarakat
simak'
simak'
simak'
bone'
hariguru'
bupati
bupati bone
masmindo

Lokakarya Isi Piringku Pangan Lokal, Wabup A. Akmal : kolaborasi Mitra CIFOR–ICRAF Berdampak Positif Bagi Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025,

BONE-WARTASULSEL.Id.  Dinas Kesehatan Kabupaten Bone bekerja sama dengan CIFOR–ICRAF menyelenggarakan Lokakarya dan Uji Coba Kelayakan Panduan Praktis Isi Piringku Pangan Lokal Kabupaten Bone. Hal ini Untuk memastikan panduan konsumsi pangan sehat berbasis lokal benar-benar aplikatif, mudah dipahami, dan relevan dengan kondisi masyarakat Kabupaten Bone.

Kegiatan tersebut digelar selama dua hari, mulai hari Senin sampai Selasa, 22–23 Desember 2025,  di Hotel Novena, jalan Ahmad Yani, Kota  Watampone. Pada hari pertama dibuka dan  dihadiri Pj. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bone, drg. M. Yusuf T, M.Kes.
Pada hari kedua, dihadiri dan dibuka secara resmi  oleh Wakil Bupati Bone, Dr. H. Andi Akmal Pasluddin, SP, MM.

Peserta lokakarya pada hari pertama dari jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bone dan pada hari kedua menghadirkan Tim Penggerak PKK, Kader P2KB, Tim Penggerak PKK, Pendamping B2SA, serta Penyuluh dan Kader DP2KB yang menjadi ujung tombak edukasi gizi dan ketahanan pangan di tingkat masyarakat.

Koordinator ICRAF Provinsi Sulawesi Selatan, Muhammad Syahrir, dalam laporannya menyampaikan bahwa lokakarya dan uji coba ini menjadi momentum penting untuk memastikan panduan “Isi Piringku Pangan  Lokal” dapat benar-benar dimanfaatkan masyarakat demi kemajuan Kabupaten Bone.

“Momentum hari ini diharapkan bisa dimanfaatkan secara maksimal dan diaplikasikan langsung oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Syahrir.

Ia juga menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Program Lahan Untuk Kehidupan yang dilaksanakan CIFOR–ICRAF di berbagai provinsi dan kabupaten di Indonesia, dengan Kabupaten Bone menjadi salah satu wilayah sasaran utama.

Program tersebut diawali dengan penetapan 12 desa percontohan yang tersebar dari wilayah hulu di Kecamatan Bontocani hingga daerah hilir di Kecamatan Cenrana. Fokus program diarahkan pada riset ketahanan pangan, yang dinilai sangat penting sebagai respons terhadap dampak perubahan iklim yang semakin nyata.

“Kita tertarik masuk ke riset ketahanan pangan karena perubahan iklim membawa dampak besar terhadap pola produksi dan konsumsi pangan,” jelasnya.

Syahrir menambahkan, CIFOR–ICRAF juga mendukung pengembangan kebun dapur keluarga di desa-desa, sejalan dengan posisi Bone sebagai lumbung pangan dan sentra ketahanan pangan di Sulawesi Selatan. Isu tersebut kemudian diangkat dan disinergikan dengan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Beberapa program pendukung yang telah dijalankan antara lain Workshop B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) serta Program Pangan Bergizi yang menyasar Kelompok Wanita Tani (KWT). Selain itu, penyusunan kurikulum muatan lokal terkait pangan dan lingkungan telah diterapkan di jenjang SD dan SMP, bahkan menjadi pilot project untuk didiseminasikan secara nasional.

“Ini bagian dari upaya mendukung program pemerintah yang sangat berkaitan dengan isu perubahan iklim. Kami juga menyusun dokumen rencana ekonomi hijau bersama OPD di tingkat provinsi, yang nantinya akan kita adopsi di Kabupaten Bone,” ungkapnya.

Di tempat yang sama Wakil Bupati Bone, Dr. H. Andi Akmal Pasluddin, MM, menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas kehadiran CIFOR–ICRAF di Kabupaten Bone yang dinilainya memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

“Kita sangat bersyukur karena kehadiran ICRAF di Kabupaten Bone memberi dampak positif, terutama dalam membantu masyarakat menghadapi perubahan iklim yang tidak menentu,” katanya.

Ia menegaskan bahwa keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) membuat pemerintah daerah tidak selalu mampu mengakomodasi seluruh kebutuhan program pembangunan. Oleh karena itu, kolaborasi dengan mitra seperti CIFOR–ICRAF menjadi sangat penting.

“Kalau semuanya harus melalui APBD, tentu tidak bisa terakomodir secara  keseluruhan karena keterbatasan anggaran. Alhamdulillah ada ICRAF yang membawa program, dan ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya,”  tegasnya.

Terkait ketahanan pangan, Wabup menyebut Kabupaten Bone saat ini berada di peringkat kelima sebagai daerah produksi beras, namun masih menghadapi tantangan pada aspek hilirisasi, baik di sektor pangan maupun peternakan.*QMH*AHAS*
1'
2'
3'

RINGKASAN AKUN PEMERINTAH KAB. BONE T.A. 2025

TerPopuler