PALOPO.WARTASULSEL.ID- Keluarga besar Kedatuan Luwu akan melaksanakan beberapa kegiatan diantaranya Isra Mi'raj 1444 Hijriyah yang dirangkaikan dengan HAUL Ke 58 Andi. Djemma Opu To Appamene Wara WaraE Petta Mattinroe ri Amaradekaanna.
Terkait hal itu, Ketua Panitia kegiatan Agus Riyanto, S.H (Kejari) Palopo, mengatakan bahwa kegiatan pertama Isra Mi'raj sebagai salah satu hari besar Agama Islam. Jum'at, 24 Februari 2023 di Istana Kedatuan Luwu.
" Merupakan momentum yang tepat dalam ikhtiar kita menyiarkan pesan -pesan dan nasehat agama. Utamanya, Rukun Iman dan Rukun Islam, " Ujarnya.
Yang kedua HAUL Andi. Djemma, adalah momentum untuk kembali membaca sejarah dan mengambil makna perjuangan dari Pahlawan Nasional.
" Dan yang ketiga peringatan hari besar Agama Islam dan haul Andi. Djemma momentum untuk menguatkan ikatan kekerabatan antara rakyat Tana Luwu dengan Istana, " Pungkas Agus Riyanto.
Sementara itu, Datu Luwu YM. Andi. La Maradang Mackulau Opu To Bau, terkait pengukuhan pemuka etnis Tionghoa, ia mengatakan bahwa saya selaku Datu Luwu telah berdiskusi dan mengkaji dengan Dewan Adat 12.
" Pengukuhan ini, Alhamdulillah, sudah disetujui dan disepakati, " Ujarnya.
Beberapa pertimbangan yang dapat saya sampaikan terkait latar belakang sehingga lahir keputusan untuk mengukuhkan pemuka etnis yang kemudian diberi nama Tomakaka Tionghoa RI Tana Luwu antara lain:
1. Kedatuan Luwu memandang bahwa etnis Tionghoa merupakan salah satu etnis atau kaum yang sejak kedatangan pertama kali di akhir abad 17 dan berkembang secara masif di abad 20 telah hidup dan berketurunan di Tana Luwu.
2. Sejak masa Datu Luwu Andi. Kambo Opu Daeng Risompa, hubungan Kedatuan Luwu dengan warga Tionghoa berlangsung sangat baik dan erat. Sepanjang catatan Istana, warga Tionghoa memperlihatkan perilaku sebagai warga Tana Luwu yang taat dan selalu berhikmad kepada Langkanae. Selain itu, warga Tionghoa juga telah menunjukkan peran peran sosial ekonomi yang cukup penting bagi perkembangan Tana Luwu secara umum.
3. Setelah menimbang beberapa opsi nama yang berkembang di Dewan Adat 12, saya memilih nama Tomakaka untuk digunakan oleh pemuka etnis Tionghoa di Tana Luwu. Hal ini memiliki akar sejarah, karena saya secara pribadi menyaksikan secara langsung kakek saya Datu Luwu Andi. Djemma Opu To Appamene Wara WaraE memanggil pemimpin Tionghoa dengan nama Tomakaka.
4. Perlu diketahui bahwa, dalam struktur Dewan Adat Luwu, selain merepresentasikan pemimpin dari wilayah adat tertentu, juga dikenal beberapa jabatan yang merupakan pemimpin atau perwakilan dari kaum tertentu yang tidak menguasai wilayah adat, seperti Anreguru Ana ' Arung, Anreguru Ottoriolong, Anreguru Pampawaepu, Macoa Cenrana, Macoa Wage dan Macoa Lalengtonro. Jabatan jabatan seperti ini merupakan perwakilan dari profesi, kelas sosial dan warga keturunan di luar wilayah adat Kedatuan Luwu.
5. Keputusan untuk mengukuhkan Tomakaka Tionghoa RI Tana Luwu merupakan langkah progresif yang merupakan bagian dari upaya tranformasi Kedatuan Luwu untuk tetap relevan dengan kebutuhan zaman, dan untuk mewujudkan visi pemajuan kebudayaan Tana Luwu sebagai etentitas kebudayaan yang inklusif dan terdampak secara nyata di masyarakat.
Saya selaku Datu Luwu meminta dukungan dari Anak anakku para wartawan dan insan pers untuk dipublikasikan, sekaligus menjadi undangan terbuka kepada seluruh warga Tana Luwu.
" Untuk hadir dalam perayaan Isra Mi'raj 1444 Hijriah dan peringatan Haul ke-58 Andi. Djemma Sabtu, 25 Februari 2023 pukul 18.00 Wita di Istana Datu Luwu, " Pungkas Datu Luwu.
*QMH. Yoga*