BONE-WARTASULSEL.ID. Mendekati pelaksanaan hari Pencoblosan yang tinggal satu bulan lebih, suhu politik mulai memanas dengan banyaknya ujaran kebencian dan informasi hoax terutama di media medsos yang mulai saling menyerang Tim sukses calon, dan adanya beberapa pelanggaran pada tahapan kampanye sehingga Sapma Pemuda Pancasila Kabupaten Bone menggelar Focus Group Discussion dan Deklarasi Damai di Bunir Cafe pada Rabu, 27 Desember 2023. Dengan menggagas tema 'Peran Mahasiswa Dalam Mengawal Pemilu Damai 2024'.
Panitia pelaksana menunjuk Narasumber acara ini dengan melibatkan Penggiat Demokrasi, Geerhand, SPd, dari Akademisi, Ismail Aris, SH, MH; dan Koordinator Divisi Hukum Bawaslu Bone, Rohzali Putra Badaruddin, SH.
Geerhand, SPd, sebagai pemantik diskusi mengungkap wajana bonus demografi menuju generasi emas 2045 akan memberikan kontribusi dan ini merupakan jamannya Generasi Z dan milinial, merupakan generasi produktif yang akan mengisi jaman yang akan datang.
Geerhand menekankan tantangan generasi Z, dan milinial yang diidentikkan sekarang ini sebagai generasi stroberi atau lembek, "dimana stroberi bila dipandang warnanya memikat namun apabila di pencet ternyata lembek, padahal harapan kita mahasiswa dapat menunjukkan kualitas dan kemampuan berpikir kritis sebagai Sumber Daya Manusia," ucapnya
Mahasiswa diingatkan untuk tidak membiarkan pemilu dipenuhi ujaran kebencian, mengingat pengalaman pemilu lalu, politik identitas tahun 2019, Hoaks yang masih merajalela di media sosial menjadi perhatian, dengan penekanan bahwa, "mahasiswa memiliki peran edukatif untuk menyaring informasi hoax, Parahnya informasi hoax banyaknya di medsos dalam group keluarga, mereka kadang meneruskan tampa membaca keseluruhan informasi tersebut, inilah peran mahasiswa yang dapat memberikan informasi kepada keluarga agar tidak menyebarkan informasi hoax tersebut," pesannya.
Dalam konteks penyelenggaraan pemilu, peran KPU, Bawaslu, dan DKPP diakui, "namun dengan keterbatasan mereka, partisipasi aktif mahasiswa dalam melaporkan pelanggaran pemilu sangat diharapkan. Sebuah langkah proaktif menuju pemilu yang transparan dan damai," tegasnya.
Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa Pemilu Bawaslu Bone, Rohzali Putra Badaruddin, SH, menyoroti tingginya tingkat apatis dalam partisipasi politik masyarakat. Sebagai contoh Rohzali bertanya kepada peserta siapa yang pernah datang mendengar kampanye dan visi dan misi calon ?
Ia mengungkapkan bahwa, masyarakat cenderung hanya datang untuk mencoblos tanpa memperhatikan visi misi calon.
"Orientasi kita seharusnya bagaimana menciptakan pemilu yang damai dan berintegritas, alat ukurnya sederhana, keberhasilan pemilu adalah ketika tidak terjadi gesekan dan pelanggaran masif, yang dapat diartikan sebagai pemilu yang berintegritas," jelasnya.
Rohzali menekankan bahwa, "menciptakan pemilu yang berkualitas dan berintegritas bukan hanya tugas penyelenggara, tetapi merupakan tanggung jawab bersama. Supaya politik praktis yang dapat mencoreng pelaksanaan pemilu dapat diantisipasi," tambahnya.
Bawaslu hadir dengan melakukan kegiatan pengawasan dengan prinsip pencegahan dan penindakan. "Saya berharap segala bentuk pelanggaran pemilu disampaikan ke Bawaslu," harap Rohzali, menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga integritas pemilu.
Dengan demikian, Rohzali Putra Badaruddin mengajak seluruh masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses pemilu, memastikan bahwa setiap pelanggaran dapat diantisipasi dan diatasi untuk menciptakan pemilu yang berintegritas dan demokratis.
"Bawaslu hadir untuk memastikan pemilu berlangsung dengan damai dengan mengantisipasi adanya gesekan dan pelanggaran dengan melakukan pencegahan dini dengan turun memantau dan mengawasi dilapangan pada saat tahapan kampanye, yang kedua melakukan penindakan bila terjadi pelanggaran," kunci Rohzali Putra Badaruddin.
Ismail Aris, SH, MH memaparkan bahwa, "peran mahasiswa dalam pemilu berjalan damai dan tertib adalah peran pengawasan
